Sebetulnya saya bingung harus menulis apa di blog ini. Tapi
kebingungan saya itu coba saya kembangkan menjadi tulisan yang saya posting di blog pribadi saya ini.
Semua bermula ketika dosen mata
kuliah Pengantar Bisnis memberikan tugas untuk membuat tulisan bebas dan
analisis bisnis impor untuk kemudian di posting
dalam blog pribadi. Saya yang memang tidak begitu akrab dengan dunia
tulis-menulis tentu saja kalang kabut (dalam hati). Deadline waktu yang diberikan pun hanya satu minggu sejak diberikannya
tugas ini. Awalnya saya masih mencoba berpikir tenang dan men-suggest diri saya bahwa saya akan bisa
menyelesaikan tulisan dan tugas ini. Setiap hari saya buka laptop, mencoba
menyusun kata demi kata agar menjadi tulisan yang layak terpampang di blog
saya. Tapi setiap kali saya mencoba berpikir, justru hilang pemikiran saya.
Entah kenapa tidak ada satu ide pun yang muncul di kepala saya untuk memulai
tulisan ini. Semakin saya mencoba merangkai kata, semakin kosong vocabulary yang saya punya. Tuhan,
mengapa tidak Engkau bukakan pikiran saya disaat seperti ini? Ya, karena merasa
kepala saya mulai mengeluarkan asap (lebay) saya pun memutuskan untuk mematikan
laptop dan menunda posting-an ini
sampai besok.
Hari berikunya, di sela-sela
kesibukan bekerja, saya mencuri waktu untuk kembali mengerjakan tulisan ini.
Tidak seperti kemarin, kali ini saya memutuskan untuk memulai dari menulis
analisis kegiatan bisnis impor. Hal pertama yang saya lakukan tentu saja
mencari referensi melalui ‘Mbah’ Google.
Beberapa kegiatan impor saya baca dan coba untuk mengerti sesuai dengan
kemampuan saya. Setelah merangkum dari beberapa sumber, Triiiiiiiing..!! jadilah tugas analisis kegiatan bisnis impor. Rasa
senangnya itu tidak terkira, sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Dan
sebelum kinerja otak saya menurun kembali, saya melanjutkan tulisan bebas yang
harus saya posting di blog. Saya
mulai dengan membuka Microsoft Word
dan member judul ‘Tulisan Anggi’ karena saya memang benar-benar belum terpikir
tentang tema apalagi judul untuk tulisan saya ini. Lalu saya beralih ke dunia
maya, kembali mencari referensi dari para blogger
favorit saya. Saya baca tulisan mereka satu per satu, mulai dari blogger pertama, kedua, ketiga, dan
seterusnya. Sampai akhirnya saya sadar bahwa saya telah melupakan Microsoft Word yang saya buka di awal
niat pengerjaan tulisan ini. Ya, sekali lagi saya meminta maaf pada tugas
tulisan bebas ini karena saya belum mampu menambah kata-kata lagi. Saya pasrah.
Saya tutup Microsoft Word-nya dan
melanjutkan pekerjaan kantor yang sempat saya skip hehehe. Malam harinya begitu saya tiba di rumah, saya bertekad untuk menyelesaikan tulisan itu hari
ini juga. Tapi begitu membuka laptop selalu saja pikiran saya entah pindah
kemana isinya. BLANK! Tidak ada
inspirasi. Dan untuk kesekian kalinya saya menyerah pada keadaan, memilih untuk
tidur, mengistirahatkan badan yang sudah seminggu dipaksa kerja rodi.
Hari ketiga, dan tepat hari Minggu.
Saya rasa saya pasti bisa menyelesaikannya karena hari ini saya memiliki banyak
waktu kosong setelah selesai briefing
praktikum matematika pada jam 9 pagi. Tapi kenyataan memang tak selalu sama
dengan harapan. Begitu tiba di rumah, mata saya sudah tidak berdaya dan
terpejam begitu saja hingga sore menjelang. Saya terperanjat dari tempat tidur
begitu menyadari bahwa jam dinding di
kamar sudah menunjukkan pukul 15.20 WIB. What a stupid girl I am! Saya bergegas membuka kembali laptop dan
membuka file ‘Tulisan Anggi’ yang
kemarin sempat saya buat. 10 menit, 15 menit, 30 menit, tak muncul juga
inspirasi. Pikiran bodoh saya kembali muncul, “mungkin karena lo laper makanya lo enggak bisa mikir”, begitu kata
hati saya. Ya, saya memang type orang
yang percaya pada kata hati. Akhirnya saya santap makanan yang ada di meja
makan. Setelah merasa cukup kenyang dan cukup punya kekuatan untuk membuka
mata, saya pun kembali mendekati laptop. Sebelum berani untuk menyentuhnya,
saya berdoa terlebih dahulu, ‘Tuhan, semoga kali ini berhasil. Sungguh saya
sudah cukup melakukan kebodohan berulang kali’. Saya pun memberanikan diri
membuka kembali laptop yang menjadi sangat menyeramkan bagi saya. Dan tahukah
anda betapa kekesalan saya mencapai puncaknya setelah kembali terulang
kebodohan itu. Saya hanya bisa terdiam memandangi dua buah kata yang sedari
kemarin saya buat tapi tidak pernah bisa saya lanjutkan. Ya, Anda benar,
‘Tulisan Anggi’, Cuma sebatas itu saja kemampuan saya. Saya menyerah, angkat
tangan, inginnya sih berguling-guling
di tempat tidur, tapi… ah, saya tak ingin menambah daftar kebodohan saya. Cukup
mematikan laptop saja lah dan menundanya sampai besok.
Hari berikutnya, saya
mengistirahatkan otak saya dari tulisan yang tak kunjung selesai , atau lebih
tepatnya tak kunjung dimulai. Saya merasa jenuh karena tidak juga menemukan
tema dari tulisan yang akan saya buat. Mencari bahan lewat web melulu membelok
dan malah
berselancar di dunia maya. Terbesit niat intuk membuat cerpen, tapi saya sadar
kemampuan saya belum sampai pada tahap itu. Sudah sudah, istirahatkan saja dulu
pikiranmu, barang kali besok akan muncul ide hebat yang tidak kamu duga-duga,
kira-kira seperti itu ucapan saya dalam hati.
Sampai juga saya di hari Selasa,
satu hari sebelum deadline tulisan
itu harus di posting. Sejak pagi
kepanikan menguasai pikiran saya. Mengerjakan ini salah, mengerjakan itu salah,
semua jadi serba salah. Kalau bahasa anak muda sekarang mungkin ini yang
disebut dengan galau J.
Ya, kali ini saya merasakannya, perasaan kalut, bingung, saya sama sekali tidak
punya gambaran tentang tulisan, sementara besok sebelum tengah malam tulisan
itu sudah harus saya posting di blog.
Saya mulai mengubek-ubek isi Google.
Saya cari tema apapun yang bisa saya angkat di tulisan saya. Tapi semakin
banyak contoh tulisan yang say abaca, semakin bingung pula isi kepala saya.
Akhirnya saya memutuskan untuk meminta bantuan pada teman saya. Saya
menjelaskan detail dari tulisan yang
harus saya buat dengan harapan dia bisa membantu atau paling tidak bisa
memberikan saya inspirasi. Ide dari dia
adalah agar saya menuliskan saja curahan hati dia beberapa waktu lalu pada
saya. Karena saya tidak begitu ingat tentang masalah yang dia ceritakan, saya
pun memintanya untuk menceritakan kembali apa yang pernah ia katakan pada saya.
Tapi dengan alasan tidak mau mengingat masa lalu, dia pun enggan menceritakan
kembali kejadian itu. Kemudian saya meminta beberapa teman lain untuk ‘curhat’
pada saya. Tapi bukannya mendapat curhatan, salah satu teman saya justru
berbalik menyuruh saya untuk curhat karena dia bingung tidak memiliki bahan
cerita. Nah, dari situlah pikiran saya mulai terbuka. Muncullah ide untuk
menuangkan kebingungan saya mengerjakan tugas ini menjadi bahan dari tugas ini.
God,
akhirnya sampai juga saya pada titik ini.
Saya mengerti mengapa beberapa hari kemarin Tuhan mengaburkan pikiran saya.
Iya, karena Tuhan ingin saya berproses. Dan saat saya berhasil, happy-nya itu sudah tidak ada saingannya
lagi. Oh ya, untuk menghargai dua kata pertama yang berhasil saya buat, maka
judul tulisan ini tidak saya ubah, tetap ‘Tulisan Anggi’. Terima kasih untuk
kedua inspirator saya, jika kalian membaca tulisan ini pasti kalian tau bahwa
kalian lah yang saya maksud. Well,
tulisan ini sudah siap saya posting J.